Bebas...dan Terbanglah !

Bebas...dan Terbanglah !

Minggu, 18 April 2010

Praktis Juga Mesti Higienis


Belakangan ini, depot air minum isi ulang makin banyak ditemui di tengah-tengah pemukiman warga. Yup, membeli air minum isi ulang kayaknya perlahan tapi pasti bakal menggeser kebiasaan memasak air sebagai air minum. Gimana nggak Xpresia, air minum isi ulang bisa didapetin dengan harga Rp 3000 per galonnya. Bandingkan kalo kita memasak air mentah segalon, yang butuh cost yang lebih gede, karena waktu memasak yang nggak sebentar.
Xpresi pun menyambangi salah satu depot air minum di pemukiman warga di Rawajaya, belakang komplek IAIN Raden Fatah. Menurut owner-nya, Pak Toto, banyak warga sekitar Rawajaya yang ngisi air minum di tempatnya. Apalagi, di sekitar depotnya banyak anak kuliahan yang nge-kost, dan pastinya mereka repot kalo mesti masak air buat diminum.
Air minum isi ulang emang dirasa lebih praktis, tapi apa bisa dijamin higienis? “Air di depot ini sudah melewati beberapa proses penyaringan, sehingga kebersihannya bisa dijamin,” ujar Pak Toto. Depot air minumnya juga udah dapet lisensi kelaikan dari Dinas Kesehatan Kota Palembang. Beliau menambahkan, kalo air minum di depotnya berasal dari sumber mata air Desa Sukomoro, dan melewati beberapa tahapan dulu sebelum masuk ke galon. Dimulai dari pengontrolan air yang baru keluar dari tangki, lalu penyaringan lumpur yang mengendap dalam air, terus dilanjutin penyaringan unsur-unsur logam. Terus, air melewati proses ozonisasi pake sinar ultraviolet (UV), buat membunuh bakteri. Lalu kembali dikontrol, sehingga air yang keluar pun steril dan aman dikonsumsi. Paling lama tiga hari sekali, tangki depot pun diisi kembali. Sejauh ini juga, belum ada tuh keluhan dari konsumen Pak Toto sama air minum isi ulangnya.
Well, ini juga tergantung sama pengawasan dari pihak berwenang, yaitu Dinas Kesehatan. Menurut dr. Anton Suwindro, Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palembang, pihaknya ngadain uji ulang terhadap air minum suatu depot tiap 6 bulan sekali. “Caranya, bisa dari pihak kita datang ke lapangan mengambil sampel, atau dari pemilik depot yang datang sendiri,” ujar beliau. Dalam pengujian ini banyak juga lho yang perlu diperhatiin, antara lain masalah bakteri Escherichia coli (bakteri yang bikin infeksi saluran pencernaan), terus juga derajat keasaman (pH) air, dan kejernihannya. Kalo seandainya ditemukan hal-hal di luar batas normal, pihak penguji langsung periksa ke depot yang bersangkutan, buat ngelihat langsung gimana proses pengolahan airnya, mulai dari kebersihan alat-alat dan peralatannya, lingkungannya, sampe kebersihan pekerjanya. Depot tersebut juga bisa dicabut izin kelayakan produknya, bila ada yang nggak sesuai sama syarat dan ketentuan yang mesti dipenuhi. dr. Anton juga menambahkan, bahwa Depkes juga bakal berkoordinasi sama pihak terkait buat mencabut izin usahanya, bila masih melanggar.
Nah, seandainya suatu saat Xpresia nemuin hal-hal yang nggak beres sama suatu produk air minum isi ulang, jangan sewot sendiri, dong. Lapor aja ke Dinkes setempat biar bisa ditindaklanjuti. Kalo Xpresia pengen ngisi ulang air minum, beli dari depot yang paling dekat dari rumah. “Kebersihan kios pun harus terjaga dan terjamin,” ujar dr. Anton. Beliau juga merinci, bahwa air yang baik itu yang nggak berwarna, nggak berbau, dan nggak berasa. “Kalau ada waktu, diharapkan air tersebut tetap dimasak, biar lebih bagus,” tambahnya.
So, nggak perlu takut buat beli air isi ulang. Asalkan kita bisa milih-milih mana depot air minum yang selalu menjaga kualitas dan kebersihannya. Dan yang paling penting, sebelum minum, jangan lupa baca do’a. Okeh! (x*Qn)

1 komentar:

  1. Jelas memang ...mari hidup sehat dengan mengkonsumsikan air bersih dan higenis

    BalasHapus