Bebas...dan Terbanglah !

Bebas...dan Terbanglah !

Kamis, 25 Maret 2010

“Stop Perusakan”, Mulai Dari Diri Sendiri


Xpresia pernah kebelet pipis di tengah jalan atau di tempat umum?? Terpaksa deh, buru-butu cari toilet terdekat buat menunaikan niatan tersebut. Tapi, pas udah dapet tempatnya, Oh my got!! Tiba-tiba, sesuatu membuat Xpresia melupakan rasa ‘kebelet’ yang tadi udah di ujung tanduk, malah berubah kondisi menjadi pusing-pusing plus rasa mual karena kondisi toilet yang membuat Xpresia bepikir, “shiit.. gak mungkin banget gue pipis di tempat sejorok ini”
Yah.. gak bisa dipungkiri beberapa tempat umum terkadang buat kita jengkel. Mulai dari toiletnya yang gak layak pakai atau fasilitas umum lainnya yang dirasa kurang efektif atau malah gak efektif sama sekali. Pendek kata, lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, karena fasilitas umum yang gak kepake itu malah buat sejumlah oknum yang gak bertanggung jawab punya niat untuk merusaknya.
Bukanlah pemandangan yang aneh kalau kita melewati sejumlah tempat umum yang ramai dikunjungi baik sekedar buat tempat nongkrong atau jalan-jalan. Tapi apakah Xpresia pernah memerhatikan keadaan di sekitarnya? Kayak yang terjadi di pelataran Benteng Kuto Besak nih, atau yang biasa Xpresia kenal dengan BKB, ternyata pager-pager yang membatasi tempat ini dengan sungai Musi udah kayak ‘prasasti’. Gimana nggak tuh, kalo sepanjang kawasan yang enak banget dijadiin tempat nyantai sembari ngobrol-ngobrol ini, dicorat-coret sama oknum yang gak bertanggung jawab.
Umumnya sih, mereka pasti cuma pada iseng membuat tulisan yang pengen dikenang sepanjang masa. Tapi mesti sadar diri, guys! Jangan sampe mengganggu ketertiban umum gitu, donk. Gak berhenti sampe di situ, kita juga bisa jumpai kejadian serupa di sepanjang jalan raya dalam bentuk yang lebih kreatif, kayak gambar-gambar atau grafiti yang terpampang di tembok-tembok gedung, jembatan, halte, atau telepon umum yang sepertinya udah gak berfungsi lagi.
Upss..gak berfungsi lagi, (ta-nya-aa..ke-na-pa..?). Yupz, ini pasti akibat dari tidak ada kesadaran pada masyarakat terutama Xpresia nih, untuk menjaga dan merawat fasilitas tersebut. Gak sedikit kita temui telepon umum yang kesannya cuma mejeng doank di jalan-jalan akibat kerusakan permanen yang dideritanya. Faktor utama pasti terletak pada pengguna telepon umum itu sendiri yang kurang menjaga bahkan bertindak semena-mena, seperti mengetok-ngetokkan gagang telpon karena ingin mengeluarkan koin 500 yang nyangkut. Wah perusakan macam apa lagi ini?!
Untuk itu, kita kudu punya kesadaran dan rasa memiliki buat menjaga fasilitas-fasilitas umum yang ada. Jangan sampai Xpresia malah menambah daftar panjang kerusakan yang terjadi. Rugi banget, kan? Secara pemerintah udah repot-repot menyediakan berbagai sarana dan prasarana itu untuk masyarakat.
Tentunya banyak manfaat yang bisa Xpresia rasain dari adanya perhatian pemerintah itu. Kita gak perlu takut nyebrang jalan raya karena ada jembatan penyebrangan. Kita juga bisa dengan nyaman menunggu angkutan umum karena ada halte. Sarana komunikasi juga gak bakal terganggu kalo sewaktu-waktu kita butuh telpon umum. Tempat-tempat umum yang biasa kita kunjungi tetep enak dilihat kalo suasananya rapi dan terawat. Dan yang paling penting, kita gak bakal ngerasa was-was ke wc umum kalo tempatnya bersih! So, mulailah dari diri kita sendiri untuk menjaga semua itu. (Xpresi*yu2n)

Rabu, 24 Maret 2010

NGELEM, bisa merusak otak kamu!!


Gak bisa ditolak lagi Xpresia, dampak arus globalisasi dan kejamnya kota telah memangsa anak jalanan. Buktinya, hampir di setiap perempatan lampu merah ada anak jalanan yang mengamen. Banyak lagi diantara mereka yang mengais rejeki di antara tumpukan sampah dan memilih menjadi pedagang asongan. Tragisnya, mereka jadi korban kekerasan dan perbudakan narkoba.

Hal janggal bila di pandang mata orang normal, agenda sehari-hari mereka yang suka ngisap lem, alias ngelem. Ya, walaupun gak semua anak jalanan begitu. Seperti Dedi (16), “gue udah tau akibatnya kalo ngelem kita bisa kecanduan, mas. Cari makan ajah susah, apalagi harus beli lem,” ujar cowok ini diplomatis. Beda lagi dengan bocah pengamen yang gue (red:al) temuin di lampu merah. “Hidup sudah susah, tapi sekali-kali gue tidak ingin merasa susah. Dengan ngelem bisa berkhayal mengenai apapun dan sejenak mengalihkan perhatian dari kerasnya hidup yang harus dijalani, ” tuturnya. Intinya gini Xpresia, kebiasaan yang mereka melakukan ini merupakan suatu kenikmatan bagi mereka. “Dengan begini, kita bisa gampang tidur, nggak gampang lapar, apalagi pengen yang lain-lain. Pokoknya tidur aja,” ujar anak jalanan lainnya. Oh no!! Seandainya mereka tahu, seperti yang diungkapkan oleh Desi (17), siswi SMAN 3, bahwasanya ngelem yang mereka lakukan selama ini bisa berefek buruk pada badan. Buruknya terjadi pada kerusakan jalur sistem syaraf pusat, kerusakan hati dan jantung, sakit di perut dan sakit saat mengeluarkan air seni, kram otot atau batuk-batuk. Lebih parah lagi bisa mengakibatkan kanker pada sumsum tulang. Bahaya banget kan Xpresia!!

Ternyata gak hanya ngelem, beberapa anak juga kecanduan obat-obatan, mulai dari obat batuk murahan hingga pil koplo. Mereka juga acapkali meminum minuman keras yang dioplos dengan minuman bersoda. Ya, ampun! Kebiasaan apa lagi nih?! Satu kata, gila, gila, dan gila. Enaknya apa coba ngelakuin itu?! Yang jelas, itu merugikan diri sendiri dan parahnya bisa membunuh diri sendiri secara perlahan-lahan. Jangan dicoba ya, Xpresia!!

dr. H. Welly Refnealdy, M.Kes, mengungkapkan buruknya mengisap lem ini disebabkan karena lem itu sendiri mengandung Lysergic Acid Diethylamide(LSD), yang merupakan bahan kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan membuat seseorang tidak normal. Ditambahkan pula oleh beliau bahwasanya seseorang melakukan ini karena ingin keluar dari permasalahan. Itu tadi, jalan pintasnya, ya, ngelem.

Maraknya kasus ngelem ini Xpresia, alasannya karena lem itu murah. Bayangin ajah kalo mau beli narkoba, kan budgetnya gede. Nah, kalo lem kan murah meriah. Lagian kalo ngelem kan gak bakal ditangkap yang berwajib coz lem itu kan barang legal. Di sinilah Xpresia, letak kesadaran kita, bahwa yang nentuin hidup kita itu kita sendiri. Mau rusak itu mudah bro. Yang sulit itu jadi orang yang bener. Betul gak??

Permasalahannya sekarang adalah, bagaimana kita memecahkan masalah ini. Mereka itu butuh bantuan kita Xpresia. Kasihan mereka, kadang orang seperti mereka dijauhi dan diklaim sebagai sampah masyarakat. Padahal lingkunganlah yang mengajari mereka. Seharusnya mereka dibimbing agar tidak salah jalan, bukannya dijauhi. Mengapa kita tidak merangkul mereka, berbagi pengalaman tentang kehidupan.Toh, semua manusia di hadapan Tuhan juga sama. Mereka juga saudara kita juga, loh. (Xpresi*aL)

Si Kaki Tiga yang Fleksibel


Nggak perlu bergelantungan di pohon untuk mendapat sudut pengambilan (angle) gambar yang bagus. Yang dibutuhkan cuma sebuah benda bernama Gorillapod, atau sejumlah fotografer mengenalnya dengan sebutan tripod. Tripod adalah alat bantu agar badan kamera dapat berdiri tegak dan kokoh. Tripod berkaki tiga, sementara yang berkaki tunggal disebut monopod.
Dan Joby, sebuah perusahan desain kreatif peralatan elektronik, udah bikin tripod unik yang bisa dipake di segala kondisi dan situasi pemotretan. Joby menyebut tripod unik itu Gorillapod. Benda ini merupakan tripod yang fleksibel. Gorillapod dikatakan unik karena ketiga kakinya nggak cuma bisa berdiri tegak, melainkan elastis kayak karet dan konstruksinya kokoh.
Ketiga kakinya bisa diputar sampe 360 derajat. Kakinya bisa dililitkan di batang pohon, stang sepeda, tiang dan bisa disesuaikan di segala medan.
Pertama muncul, versi originalnya, Gorillapod cuma bisa dipake buat kamera digital saku (digital pocket). Benda kaki tiga elastis ini cuma mampu menopang kamera yang berat maksimalnya 325 gram. Nah, ke sininya, Joby mengembangkan teknologi Gorillapod hingga alas kakinya berupa magnetic. Keuntungan alas magnet, si kaki tiga fleksibel ini bisa nempel di media besi.
Kemudian hadir lagi inovasi si kaki tiga yang dapat menompang kamera (Digital) Single Lens Reflect: Gorillapod SLR-Zoom dan Fokus. Maksimal berat kamera yang bisa memakai ‘jasa’ Gorillapod bobotnya sampe 5 kilogram. Kaki-kaki Gorillapod dibikin dari bahan ABS plastik dengan kualitas tinggi dari Jepang dan sekrup-sekrupnya terbuat dari stainless steel. (Xpresi*yesi)

SAVE YOUR LIFE WITH SAFETY RIDING !!!


“ Pake helm nggak ya ??? males ahh...ntar rambut gue rusak nee..mana abis dicreambath lagi...,” kata Si X. Yupzzzs... gara-gara ketidakatahuan or kelalaian kita bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas saat berkendaraan loh.., yang otomatis kita sendiri yang nanggung resikonya...resiko ditanggung penumpang gitu!!!. Coba dech kita liat fakta berdasarkan data dari kepolisian tahun 2006 aja, tiap 1 jam itu ada 2 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Hhmm...gimana ya kalo dari 2 orang itu kamu??? Ihh..serem...jangan sampe dech!!! So that’s why kita kudu kenal ama yang namanya safety riding.
“Safety Riding.....” apaan sih????
Safety Riding itu maksudnya konsep/pemikiran kita dalam mempelajari hal-hal dan tindakan kita untuk mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan bila itu terjadi pada saat kita berkendara. Pada sebelumnya telah dipaparkan beberapa hal penting dalam berkendara dari 4 faktor yakni Manusia, Motor, Skill/kemampuan, dan kondisi. Disamping hal itu ditekankan pada kebiasaan baik pengendara dalam berkendara di jalan raya. Kebiasaan disini maksudnya pengaruh orang tersebut dalam berkendara dengan penyesuaian dirinya dengan kondisi sekitar. Jika kebiasaan buruk selalu dilakukan maka pengaruh buruk juga akan terjadi pada kondisi yang dihadapi, bahkan dapat berakibat sangat fatal seperti terjadinya kecelakaan.
Safety riding itu ada teori n prakteknya, sebelum berkendaraan kita kudu nyiapin keperluan berkendaraan, misalnya aja :
* Sarung Tangan, sebaiknya memiliki lapisan yang dapat menutupi kedua belah tangan dan bahan yang dapat menyerap keringat serta tidak licin saat memegang grip/handle motor.
* Jaket, sebaiknya mampu melindungi seluruh bagian tubuh baik dari terpaan angin maupun efek negatif kala terjadi benturan baik kecil maupun besar.
* Helm (minimal Half Face), sebaiknya mampu memberikan proteksi lebih kepada kepala, poin inilah yang selalu dilewatkan oleh tipikal bikers pengguna helm ‘catok’ dan sejenisnya.
* Sepatu, haruslah mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh lapisan kaki.
Kalo prakteknya ya diajari berbagai macam teknik seperti, teknik pengereman, teknik “slalom” , teknik berjalan di atas lintasan, teknik berkendara di lintasan lurus dan sempit,dll.
So...kalo lagi berkendaraan,selain kita kudu ngerti safety riding..kita mesti jalananin juga aturan yang ada biar selamat sampe tujuan n buktikan kalo kita mampu berkendara dengan baik, nggak sembrono or ugal-ugalan, juga menghormati sesama pengguna jalan serta memberi contoh positif kepada sesama pengguna jalan. Ok !!!
Safety is Everything friends !
(*xpresi/yunia)

Selasa, 23 Maret 2010

“Gagal Merencanakan, Berarti Merencanakan Kegagalan...”

Perencanaan, hal yang senantiasa kita lakukan sebelum melakukan pekerjaan, agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan membuahkan hasil yang diharapkan. Perencanaan yang baik, tentunya dapat menjadi langkah awal dari kesuksesan yang akan dicapai selanjutnya. Tinggal bagaimana kita melaksanakan perencanaan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya perencanaan yang buruk dapat menjadi sugesti yang buruk dalam menjalani suatu pekerjaan. Karena diawali dengan langkah yang buruk, akan berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan. Maka, merencanakan bukanlah hal yang main-main. Merencanakan adalah berpikir optimis untuk meraih kemenangan.
Alhamdulillah, Ahad kemarin (21/3), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Refah sukses melaksanakan Rapat Kerja Pengurus masa bakti 2009-2010, bertempat di Auditorium IAIN Raden Fatah Palembang. Dalam rapat yang berlangsung dari pagi hingga Ashar tersebut, dipaparkan visi, misi, dan program kerja dari Ketua Umum serta beberapa departemen dan biro yang ada dalam lingkup UKMK LDK Refah.
Beberapa departemen dan biro itu antara lain Departemen Kaderisasi, Departemen Syiar, Departemen Media, Departemen Dana dan Usaha, Departemen Kemuslimahan, serta Biro Kesekretariatan. Semuanya diamanahi tugas masing-masing dan menangani wilayah yang berbeda. Namun, pada akhirnya semua menjadi suatu sinergi yang akan menguatkan satu sama lain, bila masing-masing dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Tetapi tidak bila sebaliknya amanah yang ada dijalankan dengan setengah hati. Bila itu terjadi pada satu departemen, misalnya, efek negatifnya bukan hanya terjadi pada departemen yang bersangkutan, tapi bisa berpengaruh pada kinerja departemen lainnya, baik secara fisik maupun psikis. Sukses atau tidaknya tugas yang kita jalani, itu sedikit banyak dipengaruhi oleh perencanaan kerja sebelumnya.
Perencanaan yang teraktualisasikan dalam Rapat Kerja LDK hendaknya dapat menjadi awal yang menentukan langkah ke depan. Dengan izin dan ridho Allah SWT, mari bersama kita melangkah dengan penuh kepastian menatap kemenangan di depan.
Dan Allah senantiasa bersama mereka yang sabar.

Wallahu A’lam Bishshawab

Emosi atau Logika, Pilih Mana?


Alkisah nih, ada pasangan yang lagi marahan. Si cowok nelpon ke ceweknya, eh, di tengah-tengah obrolan tiba-tiba si cewek menutup telponnya. Padahal, dalam hatinya berharap si cowok nelpon balik ke dia. Si cewek cuma mau tahu segede apa sih perasaan pasangannya sama dia. Di adegan lain nih, ketika ada cowok cekcok adu mulut sama ceweknya di dalam mobil, tiba-tiba cewek tersebut maksa minta turun dari mobil, dan berhasil. Dalam hatinya, si cewek berharap pasangannya keluar mobil buat mengejarnya, dan sebenernya emang nggak pengen turun (karena nggak bawa ongkos. Hehehe…). Dia cuma pengen ngebuktiin apa si cowok masih sayang sama dia. Btw, kasihan juga ya tuh cewek kalo nggak dikejar. Hehehe…
Yup, sepetik kisah di atas (yang banyak jadi cerita sinetron) menunjukkan kalo perempuan itu lebih emosional ketimbang laki-laki. Dalam menyikapi sesuatu or mengambil tindakan nih, cewek lebih sering pake perasaan dan emosi, berbeda dengan cowok yang cenderung memakai logika dan melihat realita yang ada. Ini sesuai dengan polling Xpresi terhadap remaja kota Palembang, yang menunjukkan kalo 57 persen Xpresia setuju bahwa cewek itu lebih emosional ketimbang cowok. “Biasanya cewek lebih banyak mengandalkan perasaan. Padahal, gak semua yang dirasakannya itu benar. Ya, emosi sesaat, gitu,” ujar Marizka Reika, mahasiswi Unsri. Tapi, ternyata ada juga loh 43 persen yang berpendapat kalo cowok juga bisa lebih pake perasaan dan jadi lebih emosional. Iyalah, secara setiap manusia kan juga punya perasaan, tapi yang ngebedain cuma seberapa besar dan seringnya perasaan itu dipake.
Nah, kalo cewek emang lebih mengandalkan perasaannya, kok bisa ya kayak gitu? Apa emang udah hukum alam?? “Cewek itu lebih menjiwai sesuatu. Ya, mungkin udah sifat dari sananya,” tukas Putri Julia, mahasiswi Unsri. Hmmm…bener juga si Putri, dan begitu juga dengan 8 persen Xpresia yang berpendapat kalo itu emang udah jadi sifat alami setiap cewek. Apalagi kalo pas saat tertentu, situasi dan kondisi yang terjadi bikin cewek jadi lebih emosional (15 persen). Nah, ada juga 24 persen yang berpikir kalo dalam keadaan tertentu nih, lebih jelasnya pas lagi ‘dapet’, si cewek bisa jadi lebih emosional. Tapi, paling banyak Xpresia yang abstain alias nggak tahu apa sebab si cewek lebih emosi. Ada 43 persen! Wah, kenapa tuh?
Lalu kenapa juga ada yang berpendapat kalo yang lebih berperasaan itu cowok, bukannya cewek? “Kan kalo cowok pas ada masalah sedikit langsung marah. Emosional banget, deh,” kata Andy Hermawan, siswi SMA Arinda Palembang. 29 persen Xpresia berpikir kalo hal itu emang udah sifatnya cowok. Hehehe…mungkin ini yang disebut dengan cowok melankolis. Hayo para cowok, siapa yang kayak gitu? Ada juga 5 persen yang berpikir kalo itu sifatnya kadang-kadang aja, alias si cowok emang lagi sensi, gitu. Tapi, faktor lingkungan sekitar berpengaruh juga, dan itu pendapatnya 5 persen Xpresia. Selebihnya sekitar 48 persen lagi-lagi sama kayak yang di atas. Abstain!
But, kalo kamu emang punya pacar, dan pacar kamu itu termasuk orang yang suka dan cepat mengandalkan emosi, apa kamu setuju sama sifatnya itu? Yup, 89 persen pada nggak suka sama pacar kayak gitu. Soalnya, pacar kayak gitu cuma bisa bikin bete dan selalu buat kita kesal sama sikapnya yang terlalu maen emosin dalam menjalankan hubungan. Repot juga kan kalo punya pacar yang dikit-dikit cemburu, dikit-dikit marah, eh, besoknya nangis-nangis. Bisa bikin kita stress juga, tuh.
Tapi ternyata ada juga lho, 10,3 persen yang pasrah sama keadaan pacarnya itu. Ya, mungkin karena udah takdir, kali. Dan itu udah jadi bagian dari sifat pasangan. So, mau nggak mau mesti kita terima apa adanya, kalo kita emang cinta. Cielahh…
Well, ini bukan masalah cowok itu nggak punya hati dan cewek itu nggak punya logika. Karena setiap manusia itu punya dua hal yang terkadang berseberangan. Hati dan logika. Antara cowok dan cewek, yang berbeda adalah seberapa besar peran hati dan logikanya, ketika menyikapi sesuatu atau mengambil keputusan. Tinggal gimana kita bersikap dan bertindak sejalan dengan akal sehat dan perasaan yang kita miliki. (x*riZqi/hNink)